Google Chrome adalah browser listas platform (cross-platform) dan banyak digunakan di Microsoft Windows meskipun Windows juga memiliki browser bawaan sendiri yaitu Microsoft Internet Explorer dan Microsoft Edge. Google Chrome dikenal sebagai browser dengan desain minimal, aman dan cepat. Namun, pernahkan Anda mengetahui bahwa selain Google Chrome, Google juga memiliki browser lain yaitu Chromium?
Baca artikel:
- Pentingnya Memperbarui (Update) Browser Yang Digunakan
- 5 Web Browser Populer Dan Terbaik Untuk Microsoft Windows 10
Chromium adalah browser open source (sumber terbuka) yang dikembangkan dan dikelola oleh Chromium projects. Chromium projects ini diperkenalkan oleh Google pada tahun 2008. Chromium projects adalah proyek open source di balik Chromium dan Chromium OS. Karena merupakan proyek sumber terbuka, kode sumber (source code) Chromium dapat diuduh oleh siapa saja dan dimodifikasi sesuai keperluan untuk membuat proyek atau browser baru.
Browser Google Chrome dikembangkan oleh Google menggunakan kode sumber Chromium dengan menambahkan kode miliknya sendiri yang tidak tersedia dibawah lisensi sumber terbuka. Kode sumber Google Chrome tidak dapat diurai (decompailed), dimodifikasi atau digunakan untuk membuat proyek atau browser baru. Google Chrome hanya dapat diunduh (download) dan digunakan secara gratis sebagai sebuah aplikasi browser jadi.
Tidak hanya Google Chrome, ada banyak browser populer lain yang menggunakan kode sumber Chromium seperti Microsoft Edge baru, Opera dan Brave. Bila Google Chrome banyak digunakan di Windows, Chromium lebih populer pada distro Linux, selain Mozilla Firefox. Distro Linux lebih memilih Chromium dibandingkan Google Chrome karena sesuai semangat open source dan sepenuhnya sesuai dengan lisensi GPL.
Antarmuka (interface) browser Google Chrome dan Chromium juga serupa, baik pada tab, control, address bar maupun jendela utama (main window). Bila Anda melihat tampilan kedua browser tersebut di desktop, Anda mungkin akan sulit membedakannya. Keduanya juga memiliki rendering engine yang sama yaitu Blink karena mempunyai kode sumber dasar yang sama.
Chromium dan browser lainnya yang berbasis Chromium, tidak terkecuali Google Chrome, dapat menggunakan ekstensi, tema (theme) dan aplikasi web yang sama. Misalnya, seorang pengembang membuat ekstensi untuk browser Google Chrome, maka ekstensi tersebut juga dapat digunakan pada browser Chromium. Namun, Google Chrome membatasi hanya dapat mengisntal ekstensi yang berasal dari Chrome Web Store, kecuali Anda mengaktifkan Developer Mode.
Google Chrome dan Chromium memiliki kode sumber dasar yang sama. Namun, browser Google Chrome mendapat tambahan kodenya sendiri untuk menjadi lebih baik dari versi Chromium dan memiliki fitur yang lebih lengkap. Berikut ini adalah beberapa fitur penting browser Google Chrome yang tidak ada pada Chromium:
-
Update Otomatis. Salah satu hal penting untuk setiap aplikasi, termasuk aplikasi web browser, adalah pembaruan (update). Browser Google Chrome memiliki fitur update otomatis yang membuatnya tetap mutakhir sehingga semakin aman dan stabil untuk digunakan, sedangkan Chromium tidak memiliki fitur semacam ini.
Baca artikel Memperbarui (Update) Browser Google Chrome
- Codec Audio dan Video. Browser Google Chrome mendukung codec audio dan video seperti AAC, H.264 dan MP3. Tanpa codec, Anda tidak dapat memutar file media atau melakukan streaming video dari situs seperti Netflix atau YouTube. Browser Chromium tidak mendukung codec audio dan video.
- Flash Player Sandbox. Banyak website masih menggunakan konten Flash. Tanpa Flash player, website tidak dapat ditampilkan dengan baik. Namun, Flash player sendiri memiliki banyak celah keamanan. Browser Google Chrome dibekali fitur Flash Player Sandbox untuk memperbarui Flash player secara otomatis dan menyediakan versi terbaru Flash player, sedangkan browser Chromium tidak dilengkapi fitur ini sehingga kurang aman digunakan.
- Pembatasan Ekstensi. Google Chrome membatasi hanya menginstal ekstensi yang berasal dari Chrome Web Store. Namun, Anda masih dapat menginstal ekstensi dari sumber lain dengan mengaktifkan developer mode meskipun ini beresiko bila di ekstensi terdapat kode jahat. Google Chrome memiliki fitur untuk menonaktifkan atau membatasi ekstensi yang tidak berasal dari Chrome Web Store, sedangkan browser Chromium tidak.
-
Crash dan Error Reporting. Setiap aplikasi, termasuk browser, juga tidak terlepas dari masalah crash atau error. Pengguna Google Chrome dapat melaporkan masalah crash atau error yang terjadi ke Google melalui fitur yang disediakan untuk mendapatkan saran atau pemecahan. Browser Chromium tidak dilengkapi fitur seperti ini. Pengguna Chromium perlu bersabar sampai Chromium sendiri mengetahui masalahnya.
Baca artikel Memperbaiki Masalah Layar Hitam Google Chrome Yang Muncul
Fitur lain dari browser Google Chrome yang tidak terdapat di browser Chromium adalah pengumpulan data pengguna meskipun Anda telah menggunakan mode Incognito. Fitur ini diperlukan oleh Google, namun tidak diharapkan pengguna karena terkait dengan privasi. Google mengumpulkan data untuk tujuan misalnya menampilkan iklan digital yang relevan. Browser Chromium tidak memiliki fitur tracking web browsing sehingga terkait privasi lebih baik.
Baca artikel 5 Browser Anonim Yang Memberi Perlindungan Privasi Online
Browser Google Chrome memiliki banyak fitur yang diperlukan pengguna bila dibandingkan browser Chromium. Dengan fitur update otomatis, Google Chrome juga lebih aman dan stabil. Chromium lebih cocok untuk pengembang (developer) yang ingin menambahkan fungsionalitas pada Chromium dan juga pengguna distro Linux yang lebih mengutamakan privasi. Untuk pengguna biasa Windows atau Mac, Google Chrome adalah pilihan yang tepat dibandingkan Chromium.